Hilang
aku lama hilang
lupa indahnya baqa'
lara pada pesona fana'
aku lama hilang
lupa indahnya ikhsan
dibuai lalai indahnya angan
aku lama hilang
lupa pada kasihnya Tuhan
sedangku mengharap setianya insan
aku lama hilang
lupa jalan pulang
sedang Tuhan menjemputku datang
aku lama hilang
pahit hitam ku peluk pejam
sedang putih selimutku kian usang
Marhaenonymous
"senandika lelaki kelas bawahan"
Nuffnang Ads
Friday, 10 July 2020
Tuesday, 25 March 2014
MH 370 Dalam Kenangan
dalam sedetik,
masa seakan terhenti berputar,
saat kalam Tuhan menuliskan,
tinta-tinta mencatat penyudahan terakhir sebuah perjalanan,
demikian juga berakhirlah satu penantian
penuh pengharapan kami,
jutaan yang menanti
penuh penyerahan..
MH370 tetap dalam ingatan,
impian sepenuh pengharapan,
walau lebur menjadi debu-debu kenangan,
tiadalah sekali akan dilupa,
tiap ingatan dititip doa,
demikianlah kudrat-Mu Tuhan
tiadalah mampu kami merubah,
hanya pada-Mu kami berserah,
selayaknya tempat kembali.
masa seakan terhenti berputar,
saat kalam Tuhan menuliskan,
tinta-tinta mencatat penyudahan terakhir sebuah perjalanan,
demikian juga berakhirlah satu penantian
penuh pengharapan kami,
jutaan yang menanti
penuh penyerahan..
MH370 tetap dalam ingatan,
impian sepenuh pengharapan,
walau lebur menjadi debu-debu kenangan,
tiadalah sekali akan dilupa,
tiap ingatan dititip doa,
demikianlah kudrat-Mu Tuhan
tiadalah mampu kami merubah,
hanya pada-Mu kami berserah,
selayaknya tempat kembali.
Label:
puisi,
sekadar berkongsi
Saturday, 28 September 2013
Negaraku Hari Ini
negaraku hari ini,
serba serbi nya naik,
negaraku hari ini,
serba-serbi nya pelik,
negaraku hari ini,
serba-serbi nya serik,
negaraku hari ini,
sana-sini fasik,
negaraku hari ini,
masih tak serik-serik.
serba serbi nya naik,
negaraku hari ini,
serba-serbi nya pelik,
negaraku hari ini,
serba-serbi nya serik,
negaraku hari ini,
sana-sini fasik,
negaraku hari ini,
masih tak serik-serik.
Label:
jiwa kacau,
kongsi,
puisi
Thursday, 7 February 2013
cinta,air dan udara
jadikanlah cinta yang kau sanjung itu
ibaratnya udara yang kau hela tiap masa dan ketika
walau dimana jua berada mengisi rongga nafas hayatmu.
dan janganlah,
sesekali kau ibaratkan cinta itu
umpama air yang kau hirup cuma hanya sekadar pelepas dahaga
tapi,
terpulanglah kalian fikirkan
cinta itu luas isinya
cinta kepada Yang Esa,
cinta kepada bangsa dan negara atau sekalipun cinta sesama manusia
letakkanlah selayaknya
cinta itu bagi kamu
air atau udara.
p/s ; selamat tahun duaributigabelas walau sudah jauh terkehadapan
ibaratnya udara yang kau hela tiap masa dan ketika
walau dimana jua berada mengisi rongga nafas hayatmu.
dan janganlah,
sesekali kau ibaratkan cinta itu
umpama air yang kau hirup cuma hanya sekadar pelepas dahaga
tapi,
terpulanglah kalian fikirkan
cinta itu luas isinya
cinta kepada Yang Esa,
cinta kepada bangsa dan negara atau sekalipun cinta sesama manusia
letakkanlah selayaknya
cinta itu bagi kamu
air atau udara.
p/s ; selamat tahun duaributigabelas walau sudah jauh terkehadapan
Label:
puisi
Monday, 19 November 2012
Gaza (siapa peduli )
peluru-peluru berapi menghujani
yang dimuntahkan senjata nafsu amarah sang laknatullah
lantas bumi suci ini kembali basah bermandi darah
namun resah,esak tangis kami-kami ini
hanyalah bahan tontonan
esok lusa di catat sejarah
dimanakah ayah dan ibu
dimanakah saudara sepermainan kami
baru sebentar tadi kami bermesra
baru usai tadi kami berceritera
tentang impian aman
entah bila
bagaimanakah tidur kami malam ini
bila tiada lagi dodoi ibu meriba kami
bila tiada lagi ayah berkisah cerita
betapa bumi ini dulunya pusaka agama
wajar dipertahan berganti nyawa
ayah pernah bercerita
manusia seagama itu bersaudara
tanah ini juga milik bersama
tapi kami masih anak-anakan kurang mengerti
kerna hingga ke saat begini
kami masih sendiri.
yang dimuntahkan senjata nafsu amarah sang laknatullah
lantas bumi suci ini kembali basah bermandi darah
namun resah,esak tangis kami-kami ini
hanyalah bahan tontonan
esok lusa di catat sejarah
dimanakah ayah dan ibu
dimanakah saudara sepermainan kami
baru sebentar tadi kami bermesra
baru usai tadi kami berceritera
tentang impian aman
entah bila
bagaimanakah tidur kami malam ini
bila tiada lagi dodoi ibu meriba kami
bila tiada lagi ayah berkisah cerita
betapa bumi ini dulunya pusaka agama
wajar dipertahan berganti nyawa
ayah pernah bercerita
manusia seagama itu bersaudara
tanah ini juga milik bersama
tapi kami masih anak-anakan kurang mengerti
kerna hingga ke saat begini
kami masih sendiri.
Label:
kongsi,
pesan kepada diri,
puisi
Subscribe to:
Posts (Atom)