langit menghitam warnanya
aku ingin calitkan jalur-jalur berwarna
yang kau ungkap pelangi namanya
dan pabila angin berhembus
inginku renjis wangian seharum kemboja
bagai temasya musim bunga
tapi aku bukan siapa-siapa
teruslah semua
seperti aku tiada
kalau kau lewat tugu-tugu cinta
satu darinya tertera namaku
yang terkorban dalam hatimu
kerna aku bukan siapa-siapa
teruslah hidupmu
seperti aku tak pernah ada.
Nuffnang Ads
Thursday, 8 December 2011
tak pernah ada
Label:
kawan-kawan,
kongsi,
puisi
Thursday, 1 December 2011
hujan
Melihat pada titisan hujan yang meluncur laju di cucuran atap tika hujan lebat pasti buat kita merasakan ingin kembali pada zaman kecil.Bilamana hujan lebat membasahi bumi dan saat itulah kita berlarian menikmatinya titisan demi titisan.
Tiadalah lagi saat indah itu akan berulang.Kini menginjak usia dewasa dan terhumban ke lembah ini aku sudah tak tegal lagi menahan bisa racun ancaman hujan.
Kata mereka hujan itu berasid.Sekarang mungkin iya.
Jangan mengeluh andai tak lagi tega menikmatinya.Kerana bisa racun itu terhasil dari rencana tangan kita sendiri.Sekurang-kurangnya masih ada rahmat yang Tuhan berikan.
Sekarang musim hujan tiba lagi.Aku hanya mampu menikmatinya sambil menghirup teh tarik dan menyelami seni irama nyanyiannya dari jendela.
Bunyinya asyik tapi syahdu.
Andai kita bisa mampu dengar dan selami tangisannya.
Tiadalah lagi saat indah itu akan berulang.Kini menginjak usia dewasa dan terhumban ke lembah ini aku sudah tak tegal lagi menahan bisa racun ancaman hujan.
Kata mereka hujan itu berasid.Sekarang mungkin iya.
Jangan mengeluh andai tak lagi tega menikmatinya.Kerana bisa racun itu terhasil dari rencana tangan kita sendiri.Sekurang-kurangnya masih ada rahmat yang Tuhan berikan.
Sekarang musim hujan tiba lagi.Aku hanya mampu menikmatinya sambil menghirup teh tarik dan menyelami seni irama nyanyiannya dari jendela.
Bunyinya asyik tapi syahdu.
Andai kita bisa mampu dengar dan selami tangisannya.
Label:
kawan-kawan,
kosong
Subscribe to:
Posts (Atom)